Tugas UNP034
Ilmu Kealaman Dasar
Tentang
“EKOSISTEM DAN KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN”
Diusulkan Oleh :
Kelompok 5
·
Lathif Arafat .A 2011/1102309
·
Syahrul Fajri 2011/1102309
·
Anangga Dewang 2011/1102290
·
Peni Purwita 2011/1102329
·
Weny Dianti 2011/1102287
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
KATA
PENGANTAR
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang,
salawat dan salam pada junjungan Nabi Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin
dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah mata kuliah
umum Ilmu Kealaman Dasar yang berjudul “EKOSISTEM DAN KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN”
Berbagai
bantuan baik moril maupun materil telah penulis terima dari berbagai pihak
dalam penulisan makalah ini, maka dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan, bimbingan dan
bantuan yang sangat berarti selama penulisan makalah ini hingga dapat
diselesaikan.
Akhir
kata, penulis memohon maaf jika ada penulisan yang salah karena penulis adalah
manusia yang masih belajar.
Padang,Maret 2012
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................................... 2
Daftar
Isi.................................................................................................... 3
Bab I Pendahuluan..................................................................................... 4
Latar
Belakang
................................................................................. 4
Rumusan
Masalah............................................................................ 4
Tujuan.............................................................................................. 4
Kegunaan,………………………………………………………….. 4
Bab II Pembahasan
Mengindentifisikan Komponen
Ekosistem…………………………… 5
Interaksi antar kelompok Biotik……………………………………….. 6
Rantai
Makanan………………………………………………………… 7
Pengaruh perkembiangkan terhadap
ekosistem………………………… 10
Bab III Penutup
Kesimpulan...............................................................................................
13
Simpulan................................................................................................ 13
Daftar Pustaka.................................................................................................. 14
A.
Latar Belakang
Ekologi disebut juga
ilmu lingkungan adalah merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang mempelajari jasad hidup maupun jasad yang tak hidup. Ilmu ini
merupakan perpaduan antara berbagai cabang ilmu di antaranya adalah sosiologi,
ilmu kesehatan, geografi, fisika, kimia, biologi dan sebagainya. Tekanan
pembahasan ilmu lingkungan antara lain pada masalah energi, materi, ruang,
waktu dan keanekaragaman. Pembahasan ilmu lingkungan melibatkan integrasi semua
ilmu, yang pada dasarnya ditujukan pada upaya untuk mengkaji tentang jasad
hidup dengan lingkungannya. Fokus kajiannya membahas kecermatan pemindahan
energi dalam berbagai sistem dan dampaknya. Semua yang ada di muka bumi ini
tidak peduli apakah makhluk hidup maupun tak hidup yang selalu berinteraksi.
Interaksi tersebut akan berimplikasi pada proses yang melibatkan pemindahan
energi.
Istilah
ekologi pada mulanya dicetuskan oleh pakar biologi jerman,yaitu Ernst
Haeckel pada tahun 1866. Ekologi berasal berasal dari bahasa yunani, yaitu oikos
yang berarti rumah dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah,
ekologi bisa diartikan sebagai ilmu rumah tanggaan. Pengertian ekologi kemudian
berkembang menjadi ilmu yang mempelajari interaksi antarmakhluk hidup dan
antara makhluk hidup dengan lingkunganya
B.Rumusan
Masalah
Ekosistem
dan ruang lingkupnya, komponen ekosistem, rantai makanan, aliran energi
keseimbangan ekosistem, peran manusia dalam ekosistem.
C.Tujuan
· Memahami
komponen yang menyusun ekosistem
· Mengetahui
komponen biotik dan abiotik ekosistem
· Memahami
interaksi antar komponen biotik antara kopmponen biotik dengan komponen abiotik
Bab
II PEMBAHASAN
A.MENGIDENTIFIKASI
KOMPONEN EKOSISTEM
Organisme
hidup dan tak hidup sulit dipisahkan satu sama lain; saling berinteraksi untuk
mencapai keseimbangan hidup. Proses interaksi ini akan menghasilkan aliran
energi dan makanan. Aliran energi dan makanan ini memungkinkan terjadinya
siklus mineral yang terjalin dalam satu sistem yang dinamakan ekosistem
yang juga lazim disebut tata lingkungan.
Ekosistem disebut juga tata
lingkungan. Ekosistem terdiri dari berbagai unsur yang membentuk tata
lingkungan. Komponen ekosistem yang dikenal di alam ini adalah komponen biotik
dan komponen abiotik.
- Komponen biotik adalah ekosistem yang tergolong mahluk hidup.
Komponen biotik
pada ekosistem sawah misalnya, bisa mencankup mikroorganisme, padi, belalang,
manusia, jamur, ganggang, lumut, dan tumbuhan paku. Komponen biotik dalam
ekosistem tidak dipelajari secara individu, tetapi dalam satuan populasi dan
komunitas
.
- Populasi
Populasi tidak
terdiri dari satu makhluk hidup atau individu, tetapi atas sekumpulan makhluk
hidup yang menempati suatu kawasan tertentu. Namun, sekumpulan makhluk hidup
ini hanya disebut populasi jika memiliki jenis yang sama atau satu spesies jika
mampu untuk bebiak silang dan menurunkan anakan yang fertil.
Sebagai
contoh populasi, perhatikanlah sebuah kolam ikan yang dihuni oleh berbagai
jenis makhluk hidup, seperti ganggang, lumut, serangga air, lele, ikan mas, dan
lainnya. Jika setiap jenis makhluk hidup ini jumlahnya lebih dari satu, maka
pada kolam ikan akan terbentuk populasi ganggang, populasi lumut, populasi
serangga air, dan seterusnya.
- Komunitas
Populasi-populasi
makhluk hidup yang ada pada suatu tempat tidak berdiri sendiri begitu saja,
tetapi saling berinteraksi. Pada sebuah kolam ikan misalnya, populasi ganggang
akan berinteraksi dengan populasi ikan berukuran kecil. Interaksi antara
ganggang dengan ikan kecil berlangsung melalui proses makan. Interaksi
antarapopulasi pada suatu area ini membentuk Komunitas. Komunitas
tidak harus meliputi kawasan yang luas dengan tumbuhan dan hewan yang beragam.
Tempurung kelapa yang sudah berisi air hujan lebih dari seminggu dapat menjadi
suatu komunitas yang tersusun atas bakteri, jamur, dan protozoa.
- Komponen abiotik
adalah
komponen materi yang tergolong tak hidup.Termasuk komponen abiotik ini antara
lain iklim, senyawa anorganik dan senyawa organik. Iklim dalam hal ini
melibatkan suhu, kelembaban, cuaca, arah angin dan sebagainya. Komponen senyawa
anorganik antara lain karbon (C), nitrogen (N), karbondioksida (CO2),
air ( H2O) dan sebagainya, termasuk pula di sini daur/siklus
mineralnya. Senyawa organik yang meliputi protein, lemak, hidrat carbon dan sebagainya
yang dapat mengikat antara mata rantai komponen biotik dan abiotik.
B.
INTERAKSI
ANTAR KOMPONEN BIOTIK
Interaksi
antarkomponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi organism
yang menyusun ekosistem. Beberapa tipe interaksi antarkomponen biotik, yaitu mutualisme,
komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
a.
Mutualisme
b.
Komensalisme
anggrekayah.com
|
c.
Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi
antaraorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat
pertumbuhan atau perkembangan organism lainya melalui pelapisan toksin atau
racun. Tanaman pinus misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah
disekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lanya.
www.cybertruffle.org.uk
|
d.
Predasi
Predasi
adalah
hubungan atau interaksi antarorganisme yang mana satu organism memakan
organisme lainya. Organism yang memakan disebut Predator sedangkan yang
dimakan disebut Mangsa.
e.
Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan
sumber yang terbatas terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk Kompetisi.
f.
Paraitisme
su.wikipedia.org
|
C.
RANTAI
MAKANAN
Dalam
ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai dari
tingkat individu sampai lingkup biosfer. Interaksi ini ditampilkan dalam
pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan cahaya matahari pada tumbuhan.
Interaksi terjadi antara individu dengan lingkungan bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal interaksi, semua organisme
memerlukan energi dalam bentuk energi kimia. Perpindahan energi yang berbentuk
makanan diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan makan dan
dimakan yang disebut sebagai rantai makanan.
Seperti
telah diungkapkan di bagian depan komponen biotik meliputi kelompok autotrofik
dan heterotrofik. Telah dijelaskan pula bahwa kelompok autotrofik
adalah kelompok yang tidak menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain
dalam sintesa makanannya. Sebaliknya komponen heterotrofik,adalah
kelompok makluk hidup yang menggantungkan diri pada makhluk hidup yang lain
dalam sintesa makanannya.
Komponen
heterotrofik ini dibedakan menjadi dua yakni kelompok makrokonsumen dan
mikrokonsumen. Kelompok makrokonsumen merupakan kelompok yang
menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya.
Kelompok makrokonsumen dibedakan lagi menjadi tiga tingkatan, yakni
konsumen tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Wiegert dan Owens (1970)
membagi komponen hetrerotrofik ke dalam komponen biofagus dan saprofagus.
Biofagus adalah mahkluk yang mengkonsumsi makhluk hidup lain dan saprofagus
makhluk hidup yang memanfaatkan jasad mati atau zat organik mati.
Rantai
makanan dimulai dari produsen, yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau,
misalnya tanaman jagung. Batang dan daun tanaman jagung akan dimakan oleh
konsumen I yakni kelompok herbivora yang juga disebut sebagai konsumen primer.
Konsumen kedua disebut juga konsumen sekunder akan memakan konsumen primer.
Konsumen sekunder ini dikelompokkan ke dalam karnivora, yakni pemakan hewan.
Konsumen tersier atau konsumen tingkat tiga pemakan konsumen primer dan
sekunder serta produsen. Konsumen tersier ini disebut kelompok omnivora
ataupemakan segala.
Lewat
jalur yang lain rantai makanan juga dapat dimulai dari produsen, misalnya
tanaman jagung tersebut. Kemudian tahap berikutnya tanaman jagung dan buahnya
dimakan ulat, dan ulat ini dimakan burung seterusnya burung dimakan oleh ular
dan seterusnya. Dalam hal demikian ini tanaman jagung sebagai produsen dan
ulat, burung dan ular sebagai konsumen. Ulat ebagai konsumen tingkat I atau
konsumen primer, burung sebagai konsumen tingkat II atau konsumen sekunder dan
ular sebagai konsumen tingkat III atau konsumen tersier.
Dalam
ekosistem rantai makanan tidaklah tunggal, tetapi dapat berupa banyak rantai
makanan yang seringkali disebut jaring makanan.
(www.doe.gov.my)
Gambar :
jarring-jaring makanan
Pada
setiap transfer sebagian besar energi yakni hampir 80% dari energy potensial
dibebaskan dalam bentuk energi panas. Energi panas tersebut akan hilang ke
lingkungan sekitar. Oleh karena itu mata rantai transfer tersebut menjadi
sangat terbatas. Semakin pendek rantai makanan, atau semakin dekat dengan
produsen tentu akan semakin banyak pula energi yang tersedia. Secara fisis
terdapat dua rantai makanan yang dapat dibedakan dalam kehidupan ini yakni
rantai yang langsung dan rantai tidak langsung. Rantai makanan yang langsung
Misalnya dapat dimulai dari tanaman hijau (rumput) sebagai produsen ke
herbivora diteruskan ke karnivora, omnivora. Rantai makanan yang tak langsung
adalah rantai pengurai yakni dari zat organik mati menuju ke mikroorganisme dan
selanjutnya mikro organisme inilah sebagai predatornya. Ke dua rantai makanan
tersebut, yakni rantai makanan langsung dan rantai makanan tak langsung
tidaklah berdiri sendiri melainkan selalu berkaitan dengan rantai makanan yang
lain. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa lewat rantai makanan akan
membentuk pola saling ketergantungan satu sama lain. Jaringan rantai makanan
tersebut pada umumnya bersifat kompleks yang disebut sebagai jaringan makanan.
Salah
satu perwujudan dari hukum termodinamika I dan upaya untuk melawan hukum
termodinamika II yakni terjadinya rantai makanan. Dalam rantai makanan ini
terjadi transfer energi. Transfer dari sumber daya yang berupa makanan dari
tanaman seterusnya menuju suatu seri organisme yang memakan hijauan daun yang
berasal dari tanaman. Seterusnya dari binatang pemakan tanaman tersebut akan
dijadikan makanan bagi binatang yang memakan daging, termasuk pula dinikmati
oleh manusia. Sisa-sisa makanan akan diproses dalam bumi kita oleh organisme
pengurai (pembusuk) sehingga terjadilah siklus kehidupan yang langgeng. Gambar
berikut ini memperlihatkan peredaran makanan.
D.
ALIRAN ENERGI
Dalam
rantai makanan, di sisnilah terdapat aliran energi dalam suatu ekosistem.
Seperti telah diketahui bersama, bahwa sumber energi utama adalah cahaya
matahari. Cahaya matahari masuk ke dalam ekosistem melalui produsen, dalam hal
ini tumbuhan, di mana tumbuhan membutuhkan cahaya matahari dalam proses
fotosintesa. Dari proses fotosintesa, dihasilkan energi kimia sebagai bentuk perubahan
dari energi cahaya matahari. Selanjutnya energi kimia tersebut mengalir di
dalam ekosistem melalui berbagai tingkatan konsumen dalam rantai makanan, yakni
konsumen primer, sekunder dan tersier. Energi kimia dalam masing-masing
tingkatan konsumen digunakan untuk berbagai kegiatan makhluk hidup seperti
bergerak, tumbuh, berkembangbiak dan sebagainya. Jadi di dalam ekosistem,
selain terjadi saling memakan, terjadi pula aliran energi seperti telah
dijelaskan di atas.
E.
PENGARUH PERKEMBANGBIAKKAN TERHADAP EKOSISTEM
Kemampuan
berkembang biak suatu organisme banyak ditentukan oleh lingkungan hidupnya. Lingkungan
akan menyediakan berbagai hal untuk kehidupan baik berupa makanan, tempat
hidup, pengaruh iklim, cuaca, kelembaban dan radiasi matahari. Dengan demikian
pertambahan jumlah individu dalam populasi bergantung pada pengadaan sumber
daya alam dengan jumlah tertentu. Keadaan ini memberikan gambaran kepada kita
bahwa dalam lingkungan yang teraturpun, populasi jumlah manusia, hewan dan
tumbuhan cenderung masih dapat naik dan turun.
Naik
turunnya jumlah populasi bergantung pada pengadaan sumber daya alam. Dengan
sendirinya lewat persaingan akan dapat dikaji lebih jauh tentang bagaimana
upaya untuk mengintensifkan perjuangan hidup. Jika sumber daya alam
persediaanya di lingkungan tersebut kurang, muncullah ketegangan, namun jika
persediaan sumber daya alam cukup bagi makhluk, maka akan menghasilkan
kehidupan yang tenang, kehidupan tak bergejolak dan terjadinya interaksi dalam
ekosistem, baik interaksi antar populasi dan dalam populasi sendiri menjadi
harmonis sehingga dalam ekosistem dapat muncul kesimbangan dan ketenangan.
Keseimbangan
dan ketenangan mengakibatkan perkembang biakan menjadi lebih baik, seterusnya
dalam populasi tertentu akan berakibat bertambahnya jumlah anggota populasi
tersebut. Kepadatan populasi ini dapat meningkat melebihi daya dukung sumber
daya alam yang secara tak langsung juga mengakibatkan pengurangan individu
dalam populasi tersebut lewat persaingan. Sebaliknya bila perkembang biakan tak
baik jumlah anggota populasi pertambahannya menjadi lambat, mengakibatkan kepadatan
populasi agak kurang kehidupan menjadi tenang.
Ketidakmantapan
ekosistem ini disebabkan jumlah manusia di bumi cenderung meningkat
populasinya, sedangkan spesies tumbuhan yang diproduksi hanya sejenis. Misalnya
: manusia di indonesia hanya cenderung menanam padi, gandum, jagung dan
palawija. Hal ini mengakibatkan hewan yang dapat diternak hanyalah sapi, domba,
kerbau, dan sebangsanya. Dengan demikian populasi makhluk hidup lainnya tidak disediakan
konsumsi bahan makanannya. Tentu bagi makhluk yang tak disediakan sumber
makanan keadaannya menjadi tertekan dan diprediksi tak dapat bertahan lama
hidup di muka bumi. Penurunan keanekaragaman hayati dalam ekosistem pada
umumnya
disebabkan oleh pengaruh empat hal yakni :
a.
terjadinya
penyederhanaan keanekaragaman makhluk hidup di muka bumi. Hal ini akan dapat
berakibat banyaknya hama penyakit yang berpengaruh negatif. Pengaruh tersebut
adalah rentannya kehidupan makhluk di muka bumi.
b.
mono
kultur terhadap kemantapan ekonomi. Tanaman dan hewan yang kurang beragam yang
dipelihara oleh manusia berakibat terbatasnya akses ekonomi manusia.
c.
penyederhananan
makhluk hidup terhadap habitat dapat menyebabkan lingkungan tak subur atau
seringkali terabaikan pengelolaannya. Tanah yang tandus semakin rusak dan tak
mendapatkan perhatian.
d.
kurangnya
keanekaragaman ekonomi terhadap stagnasi ekonomi di kota. Peredaran sumber daya
makanan, sumber daya alam dan manusia menjadi terbatas dan hanya mengumpul di
kota. Kejadian ini mengakibatkan akses hidup masyarakat khususnya kehidupan ekosistem
dan masyarakat di pelosok desa ada kecenderungan terabaikan.
Oleh
sebab itu diperlukan upaya agar terdapat keseimbangan ekosistem. Tujuannya
adalah agar tak terjadi penurunan nilai dari ekosistem manusia itu sendiri.
Disadari bahwa dalam kehidupan selalu terdapat ketergantungan antara satu
terhadap yang lain, atau yang satu menunjang
yang lain.
D.PERAN MANUSIA DALAM MENJAGA KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN
Satu
hal yang tak dapat dilepaskan dari ekosistem adalah jumlah populasi manusia
yang kian meningkat dari waktu ke waktu akan dapat berakibat menurunkan nilai
ekosistem kita. Pemanfaatan berbagai sumber daya alam secara tak terkendali
dapat membawa ekosistem secara keseluruhan menjadi tidak seimbang. Oleh sebab
itu pengendalian jumlah populasi manusia perlu diatur sedemikian rupa agar tak
melampaui kemampuan alam untuk mendukungnya. Di sini keanekaragaman hayati
perlu menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam memperbaiki kehidupan di muka
bumi.
Hukum
alam menyebutkan bahwa siapa yang kuat, dialah yang akan menang. Dari segi
jumlah individu dan spesies, maka spesies yang memiliki lebih banyak keturunan
lebih kuat dari pada spesies yang sedikit keturunannya. Spesies yang memiliki
keturunan ’jarang’ akan memiliki peluang yang kecil untuk dapat mengalahkan
saingannya. Persaingan antar spesies akan muncul manakala kedua populasi atau
makhluk itu memperebutkan kebutuhan yang sama. Kebutuhan yang dimaksudkan di
sini antara lain berupa kebutuhan makanan, tempat hidup, perlindungan akan
keselamatan diri dan kelompoknya atau pengaruh iklim/cuaca, pengaruh radiasi
matahari dan sebagainya.
Komponen
ekosistem yang berupa energi ini amat penting dalam memelihara kelangsungan
hidup komponen yang ada dalam ekosistem tersebut. Dalam kajian ekosistem,
komponen ekosistem alam berlaku hukum alam juga. Hukum-hukum yang berkaitan
dengan energi bagi makhluk hidup di antaranya adalah hukum termodinamika
pertama, hukum termodinamika kedua.
Hukum
termodinamika pertama menyatakan bahwa energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain, energi bersifat lestari, tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
Cahaya matahari, misalnya dapat diubah ke dalam bentuk energi lain yang
bergantung pada proses-proses yang terjadi. Misalnya energi matahari diubah
menjadi energi panas, energi matahari diubah menjadi energi kimia yang
menghasilkan energi potensial dalam makanan dan energi matahari diubah menjadi
energi listrik bagi penerangan yang dapat digunakan manusia untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Hukum
termodinamika kedua menyatakan bahwa setiap sistem akan selalu cenderung
berubah dari keadaan yang teratur menjadi keadaan yang tak teratur. Hal ini
berarti setiap energi yang memasuki jasad hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau energi yang dapat dilepaskan. Dalam
keadaan demikian ini maka kehidupan makhluk dapat dianggap sebagai pengubah
energi. Oleh karena makhluk hidup tersebut beraneka ragam, maka akan dijumpai
beragam strategi untuk mentransformasikan energi sebagai perwujudan dari hukum
termodinamika I.
Dalam
sejarah kehidupan, manusia sebagai makhluk yang pertama kali bersedia menerima
amanah dari Tuhan untuk mengelola alam semestaini. Manusia selalu berusaha
untuk dapat menguasai alam semesta. Di sinimanusia adalah makhluk yang paling
berhak mengatur, menata, dan memanfaatkan lingkungan sesuai dengan
kebutuhannya, sedang makhluk lainnya seringkali tidak diberi kesempatan
mengatur alam semesta ini. Berkat kemampuan dalam hal berpikir, bernalar
manusia dapat mengatur, memanfatkan sumber daya alam hayati maupun non hayati
untuk kebutuhan hidup dan kehidupannya. Cara memanfaatkan sumber daya alam ini
dilakukan lewat berbagai cara yang kesemuanya itu ditujukan untuk kemakmuran
hidup, kesejahteraan dan kelangsungan hidup manusia beserta anak turunnya.
Manusia dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam lewat kemampuan intelektualnya,
di samping ada kemanfaatannya bagi makhluk hidup tetapi juga ada sisi negatif
yang muncul. Efek yang selalu mengiringinya adalah rusaknya sumber daya alam
dan bahkan seringkali juga memusnahkan sumber daya alam flora maupun fauna
serta manusia itu sendiri.
Dalam
penciptaan makhluk, Tuhan Allah SWT menciptakan manusia sebagai makhluk yang
paling sempurna dibandingkan dengan makhluklainnya. Manusia dilengkapi dengan
akal pikiran dan hati untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya, sedangkan makhluk
lainnya tidak dilengkapi akal pikiran. Manusia mampu memikirkan masa depan anak
keturunannya, oleh sebab itu manusia dapat membuat perencanaan yang lebih baik
untuk mempertahankan kehadirannya di muka bumi ini.
Bab III PENUTUP
A.RANGKUMAN
1.
Ekosistem merupakan hubungan saling ketergantungan
atau timbale balik antar mahluk dengan lingkungan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Ilmu yang mempelajari disebut ekologi.
2.
Berdasarkan sifatnya dalam ekosistem, organism dalam
suatu ekositem terbagi dua. Yaitu Organisme autotof dan heterotrof.
3.
Ekosistem terdiri atas komponen abiotik dan komponen
biotik
4.
Komponen abiotik adalah segala sesuatu yang terdapat
di sekitar makhluk hidup yang berupa benda-benda mati, contoh udara, air,
tanah, dan cahaya matahari.
5.
Komponen biotik adalah segala sesuatu yang terdapat
di sekitar mahkluk hidup. Komponen biotik dikelompokkan menjadi tiga macam,
yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.
6.
Dalam ekosistem, terjadi saling ketergantungan
antara komponen biotik dengan komponen abiotik maupun antarkomponen biotik.
7.
Jumlah individu di dalam ekosistem tidak tetap,
tetapi akan selalu mengalami perubahan. Faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah emigrasi (individu yang pergi atau pindah ketempat lain), imigrasi
(individu yang datang dari daerah lain), mortalitas (Jumlah
Individu mati), dan natalitas (jumlah individu lahir)
8.
Di dalam suatu ekosistem, antara komponen biotik
terjadi hubungan saling ketergantungan yang ditandai oleh peristiwa makan dan
dimakan membentuk rantai makanan dan jarring-jaring makanan.
9.
Jumlah makhluk hidup dalam setiap tngkat trofik
dalam rantai makanan harus terjaga. Bila ada makhluk yang punah, akan
menyebabkan ketidak seimbangan ekositem
10.
Untuk mencegah kerusakan lingkungan serta menjaga
lingkungan tetap seimbang, manusia perlu
melakukan pengelolaan lingkungan yang didasarkan prisnsip ekologi, yaitu dengan
menjaga komponen-komponen di dalamnya tetap seimbang.
11.
Usaha perlindungan komponen abiotik ialah dengan
melakukan perlindungan tanah, air, dan udara.
12.
Beberapa usaha perlindungan tanah ialah rotasi
tanaman, pemupukan yang seimbang, serta pencegahan erosi dan banjir, yaitu
dengan melakukan reboisasi di lahan-lahan kritis, melakukan tebang pilih, dan
membuat sumur serapan di perkotaan.
B.Simpulan
Ekositem adalah seperangkat komponen
biotic dan abiotik yang memiliki hubungan yang berkaitan .Batas antara satu
ekositem dengan ekosistem yang lain tidak jelas,juga luas areal ekosistem ak
dapat ditentukan .Pada dasarnya mereka berhubungan dalam ekosistem menyangkut
perubahan energy dan materi. Dalam ekosistem berlangsung daur biogeokimia serta
pengaturan ekologis.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno,2007.
Ilmu Pengetahuan Alam modul 3.Bogor: Penerbit Yudhistira
http://www. no.wikipedia.org
http://www.cooldesak.com
http://www.dunia.vivanews.com
makasih banyak ya gan..
BalasHapus(y) (y)